Logo baidu
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mesin pencari Internet buatan China, Baidu, menyatakan mencetak untung dua kali lipat pada kuartal ketiga tahun ini, ketika pesaingnya Google terus merugi setelah berselisih dengan Beijing dalam soal penyensoran.
Hasil itu diperoleh berdasarkan sebuah laporan penelitian China menunjukkan Baidu mengalami peningkatan dominasinya pada pasar online terbesar dunia di tengah bertambahnya beban Google yang tahun ini sahamnya oleng.
Baidu mengatakan keuntungan bersih tahun per tahunnya naik 112,4 persen dari 1,05 miliar yuan (157,98 juta dolar) pada kuartal ketiga. Pendapatan total melonjak menjadi 2,26 miliar yuan, naik 76,4 persen dari periode sama tahun lalu, demikian perusahaan itu.
"Selama kuartal ketiga baik (pendapatan rata rata per pengguna) dan basis pelangganmua bertambah sehat, yang secara langsung berkontribusi pada meningkat tajam top-line-nya," kata CEO Baidu, Robin Li, dalam telekonferensi seperti dikutip Dow Jones Newswire.
China sedikitnya memiliki 420 juta pengguna internet, yang setara dengan seperti dari penduduk negeri itu, ungkap data resmi setempat.
Pangsa pasar Baidu dalam pasar mesin pasar China naik 73 persen pada kuartal ketiga dari 70 persen di kuartal kedua, demikian penelitian lembaga riset yang berpusat di Beijing, Analysys International.
Selama periode sama, pangsa pasar Google turun menjadi 21,6 persen dari 24,2 persen, demikian Analysys. Raksasa internet AS itu telah meningkatkan 31 persen sahamnya dalam tiga bulan pertama tahun ini, sebelum kemudian berselisih dengan pihak berwenang China.
Bulan Maret, Google mengatakan tak lagi kuat menghadapi sensor pemerintah dan mematikan mesin pencari berbahasa Chinanya, yang secara otomatis memindahkan pengguna utamanya ke dalam situs yang tak disensor di Hong Kong.
Sejak itu raksasa web itu mencari cara memindahkan penggunannya untuk meningkatkan pendapatan atas lisensi bisnisnya di China, dengan membuat landasan baru lewat satu link ke Hong Kong, yang diklik pengguna untuk kepentingan pengguna sendiri.
Hasil itu diperoleh berdasarkan sebuah laporan penelitian China menunjukkan Baidu mengalami peningkatan dominasinya pada pasar online terbesar dunia di tengah bertambahnya beban Google yang tahun ini sahamnya oleng.
Baidu mengatakan keuntungan bersih tahun per tahunnya naik 112,4 persen dari 1,05 miliar yuan (157,98 juta dolar) pada kuartal ketiga. Pendapatan total melonjak menjadi 2,26 miliar yuan, naik 76,4 persen dari periode sama tahun lalu, demikian perusahaan itu.
"Selama kuartal ketiga baik (pendapatan rata rata per pengguna) dan basis pelangganmua bertambah sehat, yang secara langsung berkontribusi pada meningkat tajam top-line-nya," kata CEO Baidu, Robin Li, dalam telekonferensi seperti dikutip Dow Jones Newswire.
China sedikitnya memiliki 420 juta pengguna internet, yang setara dengan seperti dari penduduk negeri itu, ungkap data resmi setempat.
Pangsa pasar Baidu dalam pasar mesin pasar China naik 73 persen pada kuartal ketiga dari 70 persen di kuartal kedua, demikian penelitian lembaga riset yang berpusat di Beijing, Analysys International.
Selama periode sama, pangsa pasar Google turun menjadi 21,6 persen dari 24,2 persen, demikian Analysys. Raksasa internet AS itu telah meningkatkan 31 persen sahamnya dalam tiga bulan pertama tahun ini, sebelum kemudian berselisih dengan pihak berwenang China.
Bulan Maret, Google mengatakan tak lagi kuat menghadapi sensor pemerintah dan mematikan mesin pencari berbahasa Chinanya, yang secara otomatis memindahkan pengguna utamanya ke dalam situs yang tak disensor di Hong Kong.
Sejak itu raksasa web itu mencari cara memindahkan penggunannya untuk meningkatkan pendapatan atas lisensi bisnisnya di China, dengan membuat landasan baru lewat satu link ke Hong Kong, yang diklik pengguna untuk kepentingan pengguna sendiri.