Sel babi yang dipakai merupakan sel penghasil insulin dan telah dimodifikasi agar bisa dicangkokkan pada manusia tanpa menyebabkan penolakan oleh sistem imun tubuh. Jenis babi yang digunakan juga tidak sembarangan, dipilihkan khusus yang struktur selnya paling mirip manusia.
Bagi penderita diabetes tipe-1, pencangkokan sel tersebut akan memperbaiki fungsi sel pankreas asli yang secara genetis tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Dengan pencangkokan ini pasien tidak perlu lagi tergantung pada injeksi insulin.
Keamanannya juga terjamin sebab teknologi yang dinamakan Diabecell ini telah melalui uji klinis yang melibatkan 2 pasien. Hingga 8 bulan setelah pencangkokan, tidak satupun di antara pasien itu mengalami efek samping hipoglikemia atau anjloknya kadar gula darah yang bisa memicu kematian.
Perintisnya, Prof Bob Elliot dari Living Cell Technologies Ltd mengatakan dua rumah sakit di Russia tengah menyiapkan tenaga terlatih untuk melakukan prosedur tersebut. Pelatihan akan berakhir tahun 2011 dan diharapkan para peserta bisa langsung menerapkan ketrampilannya.
"Untuk saat ini harganya masih cukup mahal yakni sekitar US$ 150.000 (Rp 1,3 miliar) tiap pasien. Namun kelak harga tersebut pasti akan turun jika banyak peminatnya," ungkap Prof Elliot seperti dikutip dari Ninemsn, Senin (13/12/2010).
Sementara itu uji klinis dalam skala yang lebih besar saat ini tengah berlangsung di Australia dan Selandia Baru. Kalaupun mendapat izin dari pemerintah setempat, diperkirakan teknologi ini baru akan bisa diterapkan di wilayah tersebut pada sekitar tahun 2013.
detikHealth